Jumat, 01 April 2011

Industri Membangun Budaya Konsumsi Masyarakat

Industry Budaya, pengatasnamaan seni sebagai budaya yang dindustrikan. Dengan kata lain, seni berubah nilai bukan hanya menjadi hasil karya tapi juga pemenuh kebutuhan atau hanya sekedar penunjukkan prestige/gengsi individu.
 
Semua industry merupakan budaya, segala produk dalam bentuk symbol social  yang diproduksi lalu dibeli dan dikonsumsi oleh konsumen. Bukan hanya berfungsi sebagai pemenuh kebutuhan tapi juga sebagai penghasil makna terhadap nilai dan interpretasi konsumennya.
Industry dapat mempengaruhi perubahan social manusia. Objek pemenuh kebutuhan bukan hanya digunakan berdasarkan fungsinya tapi juga dapat menjadi perwujudan mimpi dan keinginan, identitas, kepemilikan social, dan lain-lain.
 
Kedua yaitu, Saya berkeinginan untuk dapat memberi penjelasan bahwa berbagai bentuk industry dan konsumsi itu adalah “budaya”. Budaya disini memang sengaja diberi penanda khusus agar kita dapat memahami dengan sebenarnya, apa budaya yang dimaksud oleh Saya.
 
Beberapa contoh kasus dipaparkan, mulai dari mainan, “fashion”, sampai dengan otomotif/mobil. Dari tiap kasus memang berbeda dalam perkembangannya. Mainan memang memiliki fungsi bagi anak untuk bermain misalnya namun karena industry yang memasukkan unsur advertensi dan marketing maka mainan pun berubah menjadi “fashion”, kebutuhan identitas kelompok social tertentu atau memang benar- benar sebagai mainan.
 
Berbeda dengan fashion, ternyata fashion tidak melulu mengenai pakaian. Istilah fashion kini lebih dekat dengan life style dan sejenisnya. Dan semakin berubah saja menjadi komoditas kelas tinggi ketika diproduksi nonmasal serta dengan segmentasi yang berbeda. Yaitu dengan design yang makin eksklusif dan akhirnya hanya dimiliki oleh kelas menangah ke atas.
 
Yang berbeda dengan kasus mainan adalah ternyata budaya tentang fashion diberbagai daerah masih ada yang kuat sehingga perbedaan penilaian terhadap fashion masih dapat dianggap sebagai filter kuat terhadap perubahan yang mungkin tak baik pada masyarakat.
 
Dan yang terakhir Saya ingin mencerahkan kita dengan mempelajari secara spesifik tentang industry dan bentuk-bentuk konsumsi dari perspektif budaya. Bagaimana budaya memandang kedua fenomena hyang sekarang terjadi didunia. Walaupun ternyata pada bagian ini Saya hanya ingin bermaksud untuk merangsang kita lebih menggali lagi atas apa yang kita pahami dari tulisannya.
 
Dan menurut saya sendiri, budaya konsumsi mungkin adalah akibat dari budaya industry. Kebutuhan-kebutuhan manusia berubah fungsi menjadi komoditas pemilik pabrik. Dengan berbagai strategi komunikasi di media dan strategi marketing yang memikat maka mereka dapat menarik konsumen yang tak lain adalah masyarakat. Sedangkan komoditas ini tak hanya berbentuk barang yang dapat dipakai hingga habis atau rusak. Tapi juga berupa program di media-media elektronik atau sebuah paham dan pandangan yang selalu disajikan dengan lembut oleh para penguasa.